Minyak Menguat di Tengah Kekhawatiran Gangguan Pasokan Timur Tengah
Friday, April 26, 2024       04:05 WIB

Ipotnews - Harga minyak berakhir lebih tinggi, Kamis, di tengah kekhawatiran gangguan pasokan Timur Tengah ketika Israel meningkatkan serangan udara di Rafah Gaza dan komentar Menteri Keuangan Amerika bahwa perekonomian berjalan baik.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup menguat 99 sen, atau 1,1%, menjadi USD89,01 per barel, demikian laporan  Reuters,  di Houston, Kamis (25/4) atau Jumat (26/4) pagi WIB.
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, meningkat 76 sen, atau 0,9%, menjadi USD83,57 per barel.
Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan kepada  Reuters  bahwa pertumbuhan ekonomi Amerika kemungkinan lebih kuat ketimbang yang diperlihatkan oleh data triwulanan yang lebih lemah dari perkiraan.
Sebelum komentar Yellen, harga minyak tertekan oleh data yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi melambat lebih dari ekspektasi pada kuartal pertama. Akselerasi inflasi memperlihatkan Federal Reserve tidak akan menurunkan suku bunga sebelum September.
Yellen mengatakan pertumbuhan PDB AS untuk kuartal pertama dapat direvisi lebih tinggi setelah lebih banyak data tersedia dan inflasi akan turun ke tingkat yang lebih normal setelah sejumlah faktor "aneh" membuat perekonomian berada pada kondisi terlemahnya dalam hampir dua tahun.
"Perekonomian AS terus menunjukkan kinerja yang sangat baik," kata Yellen dalam wawancara tersebut.
Menimbulkan kekhawatiran terhadap permintaan bahan bakar, stok bensin AS turun kurang dari perkiraan dan stok sulingan meningkat dibandingkan ekspektasi penyusutan dalam pekan hingga 19 April, menurut data Badan Informasi Energi (EIA), Rabu.
Persediaan minyak mentah AS secara tak terduga turun tajam minggu lalu, menurut laporan EIA, seiring melonjaknya ekspor.
Kekhawatiran terhadap permintaan bahan bakar AS muncul di tengah tanda-tanda menurunnya aktivitas bisnis AS pada April dan seiring dengan data inflasi serta lapangan kerja yang lebih kuat dari perkiraan, hal ini berarti the Fed diprediksi menunda pemotongan suku bunga.
"Pasar mulai menyadari bahwa jika kita melihat keseluruhan laporan tersebut ke dalam perspektif, angka pertumbuhan yang melambat mungkin terlalu dibesar-besarkan," kata analis Price Futures Group, Phil Flynn.
"Saya pikir pasar juga mulai fokus pada situasi pasokan yang terbatas dan faktor risiko geopolitik," tambah Flynn.
Israel meningkatkan serangan udara di Rafah, Kamis, setelah mengatakan akan mengevakuasi warga sipil dari kota Gaza selatan dan melancarkan serangan habis-habisan meski sekutu memperingatkan bahwa hal ini dapat menyebabkan korban jiwa dalam jumlah besar.
Meski begitu, pasokan minyak belum terpengaruh.
"Trader terus bimbang mengenai seberapa besar risiko geopolitik yang harus mereka perhitungkan setelah Israel dan Iran mundur dari konfrontasi langsung lebih lanjut minggu lalu," kata Tim Evans, analis energi independen, memperingatkan bahwa masih ada sisa risiko ketika Israel meningkatkan operasi melawan Hizbullah di wilayah selatan Lebanon dan Hamas di Gaza. (ef)

Sumber : Admin

berita terbaru
Saturday, May 04, 2024 - 18:47 WIB
GOTO Berencana Private Placement dan Buyback Saham
Saturday, May 04, 2024 - 18:37 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of KARW
Saturday, May 04, 2024 - 18:32 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of GDST
Saturday, May 04, 2024 - 18:27 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of IKPM
Saturday, May 04, 2024 - 18:22 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of YPAS
Saturday, May 04, 2024 - 18:19 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of TYRE
Saturday, May 04, 2024 - 18:16 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of IGAR